Palu Menghancurkan Kaca, Tetapi Palu Membentuk Baja.
Apa makna dari pepatah kuno tersebut?
Apabila jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu atau masalah datang menghantam, kita akan pecah atau mudah putus asa, frustasi, kecewa, marah, dan remuk redam. Apabila kita adalah sebuah kaca, maka kita akan rentan terhadap segala benturan. Kita menjadi mudah tersinggung, mudah kecewa, mudah marah, atau yang lebih parah sakit hati ketika kita berhubungan dengan orang lain disekitar kita. Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan sebuah kaca/hubungan kita.
Jangan pernah menjadi sebuah kaca, tetapi jadilah sebuah baja. “Mental baja” adalah mental yang selalu positif setiap saat, bahkan Mental baja akan tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit datang menghimpitnya. Ia tidak akan hancur oleh satu benturan, bahkan beberapa benturan tidak berarti apa-apa.
Mengapa demikian? Orang yang mempunyai mental baja selalu menganggap bahwa “masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya menjadi manusia yang lebih baik kedepannya”. Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih berguna setelah diproses dan dibentuk dengan palu. Setiap pukulan memang menyakitkan, tetapi itu membuat kita menjadi lebih tajam dan mereka yang bermental baja selalu menyadari bahwa itu baik untuk dirinya.
Apabila hari ini kita sedang ditindas oleh masalah hidup, jangan pernah merespon dengan sikap yang salah!
Apabila kita adalah “baja”, kita akan selalu melihat palu yang menghantam kita sebagai sahabat yang akan membentuk kita menjadi lebih berharga dan berarrti, Dan sebaliknya apabila kita menjadi “kaca” maka kita akan selalu melihat palu sebagai musuh yang akan menghancurkan kita berkeping-keping.
Baca Juga : Takdir Yang Sama
0 Comments: